Batu Nisanku

jika akhirnya nanti kau merinduiku juga tapi tak kau temukan batu nisanku, baca saja karya-karyaku. itulah batu nisanku. kau menumpahkan air mata semaumu. kukira kau sungguh merinduiku jika butir-butir bening dari sudut matamu tak jatuh menimpa batu nisanku.

aku tersiksa jika nisanku kuyup karena kamu meratapi ketiadaanku yang abadi. sesungguhnya aku lebih tersiksa ketika tengah mencari batu nisanku; kamu tak pernah merinduiku yang fana, seperti batang yang mengabai benalu. kamu anggap aku benalu liar yang menjalar-jalar di tubuhmu.

sesungguhnya aku lebih tersiksa ketika tengah mencari batu nisanku; kamu menolak hasratku yang curam, aku ingin menjelma menjadi batang, batang-batang yang menumbuhkan dahan-dahan dan dedaunan hijau yang memukau tubuhmu.

jika akhirnya nanti kau merinduiku juga tapi tak kau temukan batu nisanku, baca saja karya-karyaku. itulah batu nisanku; kadang kubentuk ia dengan air mulutmu. [Kantor, Januari 2012]

Puisi di PM, Minggu 6 Mei 2012

Author: Makmur Dimila

A calm boy. Love reading, travelling, and writing.

Terimakasih telah berkunjung. Komentar Anda kebahagiaan kita. :D