Wali Nanggroe. Isu yang sangat seksi di Aceh. Rabu 23 Oktober 2013, saya dan rekan Ibal menyempatkan diri ke Istana Wali Nanggroe di Lampeuneurut, Aceh Besar. Kami ingin melihat-lihat arsitektur rumah yang sekilas mirip White House di Amerika Serikat.
Beredar kabar sebelumnya, bahwa harga pengadaan Kompleks Meuligoe untuk Malek Mahmud itu menyerap Anggaran Pendapatan Belanja Aceh 2013 sebesar Rp 35 M, lebih mahal dari rumah aktor top dunia Tom Cruise yang hanya Rp 33 M atau setara 3,5 juta USD.
Awal bulan ini, usulan biaya pengukuhan Wali Nanggroe sebesar Rp 50 M oleh DPRA juga meledakkan hati kecil masyarakat Aceh. Lantas dikurangi jadi Rp 2,5 M. Namun masih terlalu gemuk bila dibandingkan dengan biaya pelantikan Presiden SBY yang hanya 300 juta dan pelantikan Jokowi hanya 800 juta.
Harga foya-foya dalam menghias kediaman orang yang masih diperdebatkan posisinya itu bikin saya penasaran; bagaimana sih bentuk White House-nya Wali Nanggroe?
Dari Jalan Soekarno Hatta Lampeuneureut, kami masuk lewat Poltekkes Kemenkes RI Aceh. Dari kampus itu, kami bisa mengambil view belakang, dengan sedikit merangsek ke utara.
Merasa kurang puas sebab tak bisa masuk, kami mutar lagi. Saya sempat memotret dari pagar dekat jalan negara sebelum menerobos gerbang utama. Saat membidik gedung dalam area seluas 12 hektare itu, pria kecil berkulit coklat dan berkumis melambai ke arah saya. Dia mendekat.
“Mau apa?”
“Ambil foto bangunan ini untuk lomba foto arsitektur, Bang,” alasan saya.
“Tidak boleh, harus izin dulu sama orang kantor.”
“Begitu ya?”
“Mereka sudah pulang, besok aja datang lagi mulai jam 10 pagi.”
“Okeh, terimakasih.”
“Tolong dihapus foto yang diambil tadi,” desaknya.
Kami cuma mengangguk. Pelan-pelan meninggalkan tempat itu, seiring azan Magrib menggema. Haha, tampaknya sengaja dibangun tempat tinggal dulu, biar memuluskan syarat pengukuhannya. Sayang kan kalau tak jadi, sebab istananya sudah berdiri.[]
Keren that go alasan dron bg..
hehe
Memang harus cerdas Hai Adoe.. Meuhan talo bulee teuh. 😀
wkwkwk
Hana pakat2 loen go?
medeh kon jeut loen bantu peuget alasan?
😀
Memang pengen that jak u rumoh Wali, jadi hana tingat ho laen. He2
Ngon soe neu jak?
“lomba pu bang? arsitektur. Menyoe meunan pakat2 lon lah beh,” sebut penjaga tadi yang ingin #GoBlog seperti anak muda Aceh lainnya :LOL:
Haha.
“Meunyo meunan, jak Bang lon purnoe mat kamera.” 😛
akhirnya bisa lihat juga foto2nya..ini foto Meuligoe wali yg paling jelas yg pernah saya lihat.
Saya tersanjung. Senang bisa berbagi. 😀
wajib dishare yg kayak2 gini.. well done 🙂
Silakan.. 😀
I like your picture mur,, bal,, lon manteng yg tinggai di lampenerut hana teujeud jak lom keunan jak dong sengaja cok poto, meski cilet2,, hehehee,, beukayem kayem cut bang..
Sengkiyu, Sob. Jgn pernah pg sendiri ksana, tar dimacem2in lagi. ha2
foto “pria kecil berkulit coklat dan berkumis” nga ada bang. . . .
pengen lihat semana seh tampangnya. jangan- jangan dia nanti jadi ajudannya WN. . . .
Bangunan yg katanya mau jadi mushala lebih mirip kuburan orang belanda di kherkop aja ya..
Hehe, iya, tapi saya hanya menduga: “Sepertinya itu musala..” Pastinya, itu mesti tanya sama orang kantor yg dimaksud si pria.
Koreksi data:
Itu Rumah Tom Cruise $35 Miliar ..
kalau cuma $3,5M itu harga rumah di Jakarta..
Jadi $35M kalau dirupiahkan Rp. 390 miliar..
Bagaimana pun ini tulisan yg berani..
aku lewat depan White House itu saja pernah dimarahi karena jalan pelan2 ngintip.. 🙂
RALAT:
Bang Bro Leksa, juga untuk semua, di paragraf kedua tu:
Sebenarnya adalah “setara 3,5 juta USD” bukan “setara 3,5 USD” sepertipertama kali saya posting pada pagi 24 Oktober 2013. Kemudian, ada komplen Sdr. Leksa di atas, sangat membantu.
Dengan demikian, kesalahan telah diperbaiki, per 25 Oktober 2013, pukul 20.30 WIB. Terima kasih.
Mau nyaingin gedung putihnya presiden Amerika kayaknya 😀
Perlu ada “Aceh Shutdown” keknya nih, ha2. 😀
perlu di share lebih luas nih yg beginian.. mau dengar pendapat yg keturunan Aceh.. apakah primordialisme mengacuhkan realita sosial
Yap, silakan. Semoga ada jawaban.
Udah lama kali, penasaran knpa gak boleh di foto. Dara pernah kesana malam sama kawan dan ambil gambar itu, terus sebelum ambil udah duluan di tegur. Gak jadi deh.
Berani kali. Kereennn.. 😀
Hehe, coba lagi, Dara.. Tiada yg pantas melarang hak kita kecuali Allah. 😀
Kenapa ya ngambil foto bangunan ini tidak boleh? Ada tanya sama pria kecil berkulit coklat dan berkumis melambai gak bang? *pengen tahu aja alasannya logis apa dibuat-buat*
“Boleh foto, tapi harus ada izin dari orang kantor dulu,” katanya. Kalo nunggu izin mereka, saya yakin ga dikasih juga. So, manfaatkan saja kesempatan yg sudah di depan pelupuk mata. 😀
Reblogged this on sariyantotegalrejo.
Pembunuhan karakter terjadi lagi, Indonesia unik, Aceh unik, knp White house pindah ke sini…bangunan jiplakan, sama sekali tidak memiliki karakter, kesalahan dalam berarsitektur.
Pendapat Anda patut diterima. Jika memang itu tempat untuk Wali Nanggroe, seharusnya dipakai arsitektur keacehan, bukan kebaratan. 😀
wali naggroe cuma untuk kepentingan sebagian org aja,rakyat aceh emang dapet apa dari situ?? haha -_-
http://politik.kompasiana.com/2013/10/30/pengukuhan-wali-nanggroe-harus-terjadi-603651.html
“…akar permasalahan bukanlah gelar Wali Nanggroe melainkan berada pada sosok yang ditunjuk secara sepihak oleh para eks kombatan untuk menjadi Wali Nanggroe..”
Saya setuju, masyarakat keberatan dg pemangku jabatannya. Dan karena gedung sudah dibangun, mubazir kan kalo dia tak jadi dilantik; butuh waktu lama kalo harus milih yg baru. Seperti saya sebut di akhir tulisan: bangun rumah dulu biar mudah pengukuhannya. Hehe
iya benar pbunuhan karakter, karakter aceh gk muncul dstu, plagiat namanya
Semoga para pemangku kebijakan lebih memerhatikan kearifan lokal dalam mendesain lembaga publik selanjutnya.